Rasanya terjadi gempa.
Tapi tak terdengar suara.
Kulihat retak semua.
Tapi tak kasat mata.
Mataku nanar.
Hanya aku yang mampu mendengar.
Hatiku terkapar.
Sang cinta lari tak terkejar.
Ambang maghligai tinggal rencana.
Ditinggalkan begitu saja.
Alasannya sungguh tak bisa kuterima.
Semudah itu kaubalikkan kata-kata.
Rasanya ingin menangis.
Hatiku sungguh miris.
Ingin kuambil pisau dan nadiku kan teriris.
Tapi akhirku tak ingin tragis.
Aku lelaki.
Tak boleh lemah untuk hal-hal begini.
Aku bangkit dan menatap diri.
Kan kudapatkan lagi.
Gadis manis sebagai pengganti.
Di suatu tempat..menanti.
Bekasi, 11 Maret 2009
Poem : 24
Kamis, 09 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar